Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lengkap! Berikut Pengertian dan Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Ahli


Dalam sebuah negara, kondisi perekonomian menjadi salah satu tolak ukur apakah negara tersebut maju atau tidak. Salah satu aspek yang dilihat dalam hal ini adalah sisi pertumbuhan perekonomiannya. Apa itu pertumbuhan ekonomi?

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pertumbuhan dan ekonomi. Kata pertumbuhan yang berasal dari kata dasar "tumbuh" memiliki makna lain seperti naik, meningkat, dan berkembang. Sedangkan kata ekonomi berarti menyangkut hal yang berkaitan dengan pendapatan, uang, barang dan jasa, konsumsi dan sebagainya. Lalu dalam pertumbuhan ekonomi ini apa yang tumbuh atau naik?

Dalam berbagai sumber, pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi terjadinya peningkatan produk domestik bruto (PDB) suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi ini dikatakan meningkat jika PDB pada suatu periode lebih besar daripada periode sebelumnya. Kemudian, peningkatan PDB inj juga tidak memperhatikan tingginya presentase kenaikan pertumbuhan penduduk di setiap periodenya.

Jadi, jika disimpulkan berarti pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kondisi dimana terjadinya peningkatan PDB di suatu negara atau daerah tanpa melihat apakah kenaikan PDB lebih besar atau lebih kecil daripada kenaikan pertumbuhan penduduk.

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Dalam perkembangannya, ada beberapa teori dari para ahli terkait konsep tentang pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut.

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi klasik merupakan teori yang memandang pertumbuhan ekonomi dari kacamata pertambuhan penduduk pada wilayah tertentu. Tokoh dari teori ini adalah Adam Smith dan David Ricardo. 

Menurut Adam Smith, perekonomian akan berkembang jika adanya pertambahan jumlah penduduk . Kenaikan jumlah penduduk akan menyebabkan kebutuhan barang dan jasa meningkat dan tentunya akan meningkatkan jumlah output yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Peningkatan jumlah output inilah yang dianggap oleh Adam Smith sebagai faktor pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan, menurut David Ricardo, pertumbuhan penduduk yang besar dapat menyebabkan melipahnya tenaga kerja. Hal ini akan menyebabkan upah yang diterima pekerja itu menurun, sehingga upah yang ada hanya cukup untuk membiayai hidup minimum dan akibatnya tingkat permintaan barang dan jasa menurun. Teori dari David Ricardo merupakan teori kebalikan dari Adam Smith yang menyebutkan bahwa adanya pertumbuha penduduk akan menguntungkan perekonomian.

2. Teori Ekonomi Neoklasik

Tokoh yang terkenal dalam teori ekonomi neoklasik adalah Schumpter, Harrod-Dommar, dan Solow.

Teori Ekonomi Schumpeter

Teori dari Schumpeter ini menjelaskan bahwa peran wirausahawan sangatlah mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Teori ini menekankan pada adanya inovasi dan inovasi akan terwujud jika adanya modal atau investasi. Bentuk inovasi yang dilakukan oleh pengusaha adalah mencari lokasi pasar baru, meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi, mencari sumber bahan mentah, dan menciptakan model usaha baru.

Peluang untuk menciptakan sebuah usaha baru atau memperluas usaha yang sudah ada ini akan membuka lapangan kerja baru yang nantinya produksi barang dan jasa akan meningkat dibarengi dengan permintaan yang meningkat pula. 

Menurut schumpeter, tingkat kemajuan ekonomi semakin tinggi maka kemungkinan untuk melakukan inovasi akan semakin kecil atau terbatas. Akibatnya pertumbuhan ekonomi berjalan lambat dan berhenti pada titik tertentu atau yabg dikenal sebagai stationary state (stagnan). Teori dari Schumpter ini merupakan kebalikan dari teori klasik.

Teori Ekonomi Harrod Dommar

Model Harrod-Domar, juga dikenal sebagai model pertumbuhan Harrod-Domar, adalah kerangka teoritis dalam ekonomi yang menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi terjadi dari waktu ke waktu. Model ini dikembangkan oleh para ekonom Roy Harrod dan Evsey Domar pada tahun 1940-an dan 1950-an.

Menurut model Harrod-Domar, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh jumlah penghematan dan investasi yang terjadi di dalam suatu ekonomi. Model ini menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi sama dengan tingkat penghematan (S) dibagi dengan rasio modal-output (K), yang mewakili jumlah modal yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit output.

Model ini juga menyatakan bahwa jumlah penghematan dan investasi di dalam suatu ekonomi ditentukan oleh tingkat pendapatan, dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan tingkat penghematan dan investasi yang lebih tinggi. Selain itu, model ini menyatakan bahwa tingkat pendapatan ditentukan oleh tingkat output, dengan tingkat output yang lebih tinggi menyebabkan tingkat pendapatan yang lebih tinggi. 

Secara keseluruhan, model Harrod-Domar adalah kerangka kerja yang sederhana tapi berpengaruh untuk memahami bagaimana pertumbuhan ekonomi terjadi dari waktu ke waktu. Model ini menekankan peran penghematan, investasi, rasio modal-output, dan teknologi dalam menggerakkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.

Teori Ekonomi Solow

Teori pertumbuhan ekonomi Solow adalah teori yang menjelaskan bagaimana suatu negara dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di masa depan. Teori ini dikembangkan oleh ekonom Amerika Serikat, Robert Solow, pada tahun 1956.

Teori pertumbuhan ekonomi Solow menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang tersedia, seperti tenaga kerja, modal, dan teknologi. Teori ini juga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan terjadi jika ada pertambahan jumlah faktor produksi tersebut atau jika ada peningkatan efisiensi dalam menggunakan faktor produksi yang ada.

Teori pertumbuhan ekonomi Solow juga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara alami karena adanya pertambahan jumlah modal. Pertambahan modal ini akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja, sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi. Namun, teori ini juga menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai tingkat maksimum (disebut dengan "tingkat kemakmuran") setelah beberapa waktu, dan setelah itu pertumbuhan ekonomi akan melambat.

3. Teori Ekonomi Modern

Teori pertumbuhan ekonomi Rostow

Menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi terdiri atas beberapatahap berikut.
1) Perekonomian Tradisional (The Traditional Society) 
Ciri-ciri suatu perekonomian pada tahap ini adalah sebagai berikut.
  • Teknologi yang digunakan dalam kegiatan produksi masih sederhana. 
  • Produksi yang dihasilkan rendah sehingga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
  • Kegiatan produksi dilakukan secara tradisional.

2) Perekonomian Transisi (The Precondition for Take Off)
Ciri-ciri suatu perekonomian telah mencapai tahap ini adalah sebagai berikut.
  • Timbulnya pemikiran mengenai pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan.
  • Terjadinya perubahan nilai-nilai dan struktur kelembagaan yang berlaku di dalam masyarakat.
  • Perekonomian mulai menciptakan kerangka ekonomi yang kokoh untuk mencapai tingkat perekonomian yang lebih maju.

3) Perekonomian Lepas Landas (The Take Off) 
Ciri-ciri suatu perekonomian telah mencapai tahap ini adalah sebagai berikut.
  • Kegiatan ekonomi berlangsung secara terus-menerus dengan hasil yang memuaskan. 
  • Nilai investasi yang bersifat produktif meningkat sebesar sepuluh persen dari nilai produk nasional neto. 
  • Terciptanya kondisi yang dapat membuat semua lembaga dapat berfungsi sesuai dengan harapan masyarakat.
  • Terciptanya kestabilan di bidang politik dan sosial.

4) Perekonomian Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity) 
Ciri-ciri suatu perekonomian telah mencapai tahap ini adalah sebagai berikut.
  • Tenaga kerja yang terlibat pada proses produksi bersifat profesional.
  • Berkurangnya peranan dari sektor pertanian, sedangkan sektor industri dan jasa memiliki peranan yang semakin dominan.
  • Adanya perubahan di dalam struktur organisasi perusahaan, seperti jabatan manajer sebagai pengambil keputusan tertinggi tidak lagi dipegang oleh pemilik perusahaan, melainkan oleh tenaga-tenaga profesional yang dipekerjakan oleh perusahaan.
  • Timbulnya kesadaran di dalam masyarakat untuk memelihara dan melestarikan lingkungan.

5) Perekonomian dengan Tingkat Konsumsi yang Tinggi (The Age of High Mass Consumption)
Ciri-ciri suatu perekonomian telah mencapai tahap ini adalah sebagai berikut. 
  • Sektor industri telah berjalan dengan baik sehinggatidak ada lagi masalah pada kegiatan produksi.
  • Tujuan utama konsumsi masyarakat adalah untuk meningkatkan arti hidup, sehingga masyarakat lebih cenderung untuk memenuhi kebutuhan tersier dibanding kebutuhan primer dan sekunder.
  • Timbulnya usaha-usaha untuk menciptakan kesejahteraan yang merata. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan pajak progresif yang bertujuan untuk mentransfer pendapatan dari penduduk kaya ke penduduk miskin.

Itulah pembahan mengenai pengertian dan teori pertumbuhan ekonomi. Semoga artikel ini bermanfaat dan alangkah baiknya share sebanyak mungkin materi ini ke teman-teman kamu, ya!!